Januari, 2022.

Dia indah, walau indahnya tak selalu memenuhi ekspektasi kedua orang tuanya. Menjadi kesayangan adalah mudah bagi pria kelahiran akhir Oktober. Hanya saja memberikan rasa sayang itu tak begitu mudah. Pada akhir Desember, ia masih berkesempatan untuk melihat tertua yang paling dijaga oleh cinta sejatinya. Senyumnya malam itu bercampur aduk dengan ruangan bernuansa kuning daerah Jakarta.


Tak banyak hal yang dapat kugambarkan tentang dirinya. Seperti sinar yang kau jumpai di tengah malam; kau tahu itu sinar, namun apalagi yang harus kau jelaskan tentangnya?


Malam penuh gundah, hari penuh tanya kulewati karena munculnya rasa manis dalam benakku. 


Untuk seseorang dengan pandangan asing, siapakah kau?

Apakah kau pemanis atau awalan pahit?

Kadang aku juga bertanya, apakah seorang wanita bertubuh jangkung telah diberi rasa sayang—yang kau berikan terbatas pada lainnya?


Jujur, aku iri bahwa ia mendapatkannya.

Tapi di sisi lain, aku tahu bahwa aku tak cukup jangkung seperti dirinya—baik dari segi tubuh ataupun segala tentangku. Aku manusia yang masih selalu belajar; berbeda dengannya yang mungkin saja sudah mengajari yang lainnya.


Untukmu, manusia penikmat kopi di jalan Pajajaran Bogor.

Dariku, si kecil yang berusaha mengenali sang penikmat kopi.

 

Comments

Popular posts from this blog

Review Film Pendek yang Sedang Ramai, Tilik (2018)

Sebuah Kalbu di Antara Klise Abu

Penutup Sebuah Kisah